Ambilah semuanya

apa saja dimana saja ,carilah hal-hal yang menarik dikala waktu muda jangan biarkan dia terbuang sia-siaapa saja ,carilah hal_hal yang menarik dikala waktu luang mu,jangan biarkan waktu luang terbuang sia-sia

BHIMA SAJA

Adventure sport shoping film

Kamis, 10 September 2009

sebuah harapan

Kesedihan berlalu seperti angin ......tertiup bersama debu. Kata-kata terjatuh berhamburan tiada berguna......kehidupan takkan berhenti hanya karena memikirkan kesedihan. Kehidupan akan terus berjalan tanpa ada yang bisa menahan.

Dody......Dody mencoba bangkit dari peristiwa yang begitu menyesakkan dada bila diingat.

GAMBAR PENGAMBILAN PERTAMA

. Mengambil gambar sudut sebuah perkampungan dipinggiran ibukota, lengkap dengan aktivitas diwaktu sore hari sekitar jam 14.00. Terlihat beberapa anak kecil yang sedang bermain, ada tukang sayur yang tidak laku berjualan, ada yang ngerumpi, ada yang sedang membereskan jemuran dan ada pula yang sedang marah tidak karuan karena melihat tingkah laku anaknya yang nakal. Sehingga suasana benar-benar menggambarkan sudut perkampungan dipinggiran ibukota. Disana juga ada orang Jawa, Sunda, Batak, Madura......benar-benar miniatur Propinsi Indonesia.

. Gambar kemudian beralih ke sebuah rumah kontrakan di kampung tersebut yang mana rumah kontrakan itu dijadikan usaha sablon.

Gambar memperlihatkan suasana kerja mereka. Pekerjanya hanya tiga orang, maklumlah usaha kecil-kecilan atau katakanlah baru belajar usaha...... nanti juga kalau sudah maju bisa lebih banyak yang ikut kerja.

. Gambar memperlihatkan seseorang yang sedang menjemur sablonan di halaman beberapa menit.

Kemudian gambar memperlihatkan papan nama yang tergantung bertuliskan “ SABLON DODY “.

. Gambar mengikuti orang itu masuk kedalam dimana suasana sangat sibuk. Ada yang sedang menggambar dan ada yang mengaduk-aduk cat.

Mereka hanya bertiga , Dody, Jaka, Bima.

. Gambar memperlihatkan kesibukan mereka masing-masing. Dody menggambar, Jaka mengaduk cat dan Bima membereskan sablonan yang sudah jadi.

Mereka sedang mendengarkan siaran dari sebuah radio swasta yang khusus memutar lagu-lagu nusantara yaitu I-Radio yang selalu menjadi hiburan bagi mereka terutama pada saat pagi dan sore hari.

Kemudian terjadi obrolan / dialog antara mereka :

Jaka : “ Dod...... gimana nich, catnya sudah selesai belum ? “

Dody : “ Coba sini aku lihat! (Dody berdiri dan berjalan kearah Jaka

untuk melihat adukan cat yang dibuatnya). ”

Dody : “ Belum, coba kamu aduk lagi......santai saja jangan terburu-buru. “

Tidak terasa waktu terus bergulir dan acara I-radio telah berganti.

Bima : “ Bajigur nich penyiar! SMS saya gak dibacain ( Bima bicara

sendiri/ bergumam). “

Jaka : “ SMS untuk siapa ? Eman kamu lagi punya gebetan ? “

(kata Jaka menggoda).

## Gambar berakhir disini ##

Gambar II

Dody......Dody selain sibuk dengan usaha sablonnya, setiap satu minggu dua kali yaitu hari Rabu dan Minggu sekitar jam 14.00 mengikuti kegiatan beladiri pencak silat yang dibimbing oleh seorang Guru yang bernama Sugiono.

. Gambar memperlihatkan suasana latihan, gambar dari segala sudut depan, belakang, samping kiri-kanan. Gambar juga memperlihatkan Dody yang sedang berlatih bersama Bima. Sesekali gambar memperlihatkan Jaka.

. Gambar berganti pada sesi pengarahan atau nasehat dari pembimbing karena seusai latihan biasanya diberikan pengarahan-pengarahan atau berbincang-bincang untuk mempererat hubungan persaudaraan.

Sugiono: “ Kita berlatih ilmu beladiri bukan agar dibilang gagah atau

menjadi sombong tetapi untuk kesehatan dan melestarikan seni

budaya bangsa kita karena pencak silat merupakan budaya asli

nusantara tercinta ini dan sekaligus untuk mempererat

persaudaraan kita. Saya berharap kalian mengerti dan memahami.

Dan saya akan mengumumkan kepada kalian semua...... ini ada

undangan dari IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) yang meminta

partisipasi kita untuk mengikuti pertandingan komite

(pertandingan antar perguruan beladiri yang terdaftar pada IPSI

dan “Sabuk Kuning” nama Perguruan mereka telah menjadi anggota

IPSI). Karena itu saya meminta kepada kalian untuk berlatih

dengan sungguh-sungguh agar dalam pertandingan nanti dapat

mencapai hasil yang baik. Dalam pertandingan tersebut yang akan

dinilai adalah ketepatan pukulan dan tangkisan juga seni gerakan

yang ditampilkan.

Dan apabila berhasil dalam pertandingan ini, kalian dapat menjadi wakil IPSI dalam mengikuti pertandingan di tingkat Internasional.

Minggu depan saya akan mengadakan seleksi, siapa-sipa yang bakal mewakili perkumpulan kita ini.

. Gambar dalam sesi ini dimainkan antara Giono, Bima, Jaka serta

peserta lainnya.

## Gambar sesi ini berakhir #

Gambar III

Di terik panas siang hari sekitar pukul 13.00 nampak disebuah pusat perbelanjaan di kawasan Mangga Dua. Kesibukan sangat terasa. Ya......asongan,

Mikrolet ngetem, ya pengunjung, bajaj, semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Kemudian BRAAK......terdengar bunyi benturan benda keras. Nampak terlihat dua buah mobil bertabrakan, sehingga beberapa menit kemudian kemacetan tidak dapat dihindari lagi dan tampak terlihat juga mereka yang bertabrakan saling menyalahkan dan semuanya merasa dirinya benar . Suasana semakin hiruk pikuk menjadikan suasana bertambah panas.

Gambar memperlihatkan suasana seperti itu.

Kemudian plot masuk......ke sebuah warung kopi dipinggiran jalan yang beratap tenda. Orang-orang yang ada di warung tersebut melihat kejadian tabrakan mobil di jalan tetapi mereka tidak peduli karena mereka menganggap itu adalah urusan masing-masing.

Orang I : Wah......tabrakan lagi tuh!

Orang II : Panas-panas begini nambahi masalah aja tuh orang......

Leni : Udah ngapain ikut ngoceh......biarin aja mereka urus

masing-masing, yang penting kita bisa cari makan dan tidak kelaparan. Ngapain ikut campur urusan mereka ...... Ayo masuk kerja lagi,entar bos ngomel kalau kita telat.” (kata Leni mengajak teman-temannya untuk mulai kerja lagi karena jam istirahat telah usai.)

Seiring Leni berdiri dan mulai bekerja di radio warung tersebut terdengar sebuah lagu klasik “Semut-semut hitam” dari grup musik rock gaek God Bless.

Gambar mengarah pada radio yang merupakan radio klasik warisan dari kampung. Leni adalah seorang yang bekerja di toko buku Pasar Pagi Mangga Dua.

Plot beralih ke tempat penyeleksian pencak silat . Dan ternyata yang berhasil lolos mewakili pertandingan komite adalah Dody, Bima dan Jaka.

GIONO : Kepada Dody, Jaka, Bima , saya minta kalian berlatih

dengan sungguh-sungguh karena dalam komite ini tidak hanya kekuatan serta ketepatan pukulan tetapi seni gerakan juga dinilai. “

Gambar beralih ke Leni yang terlihat membawa kardus dan buku-buku.

Tiba-tiba terdengar bunyi rem mobil mendecit tanda mobil mengerem mendadak......Leni pun terkejut, saking terkejutnya barang-barang yang dibawanya jatuh berantakan.

Gambar IV

Orang I di mobil : Goblok lu......jalan pake mata dong

Leni heran padahal dia yang mau ditabrak......kok

malah dia yang dimarahi......tapi dia mengalah

Leni : Maaf Bang ngak sengaja......

Orang I di mobil : Maaf-maaf monyet Lu......

Leni mencoba menahan perasaannya dan sibuk membereskan barang-barangnya......Leni sebenarnya

tidak suka dengan suasana seperti ini......

sedangkan satu orang lagi yang ada dimobil hanya diam dan sesekali memperhatikan Leni. Tidak lama kemudian orang kedua yang ada dimobil meminta temannya (orang I) untuk segera pergi dari tempat tersebut.

Orang II di mobil : Sudah lah......ayo kita jalan buat apa ngurusi orang

macam itu.

Mobil tersebut kembali berjalan dan Leni bergegas meninggalkan tempat itu.

Plot beralih ke mobil.

Orang II di mobil : Hei......David Lu perhatikan nggak orang yang hampir

kamu tabrak itu ?

Orang I di mobil : Ngapain Gua perhatiin orang kayak gitu..

David menjawab dengan acuh.

Orang II di mobil : Gua perhatikan kayaknya kita kenal sama orang itu

Seperti.....Leni, ya.....Leni , Lu kenal Leni kan...... “

Orang I di mobil : Leni...... “ mereka saling melihat dan kemudian

serentak menoleh kebelakang tapi Leni sudah tidak ada yang terlihat hanyalahorang-orang hilir mudik mengerjakan pekerjaannya masing-masing.

## Gambar Sampai Disini ##

Gambar V

Gambar memperlihatkan......Leni yang sedang duduk panjang di Lapo milik orang Batak. Nampak diatas meja segelas teh manis......aneh ini Lapo batak bukan warteg......tetapi sudah menjadi kebiasaan Leni sebelum pulang kerumah menyempatkan diri mampir ketapo itu......sekedar ngobrol-ngobrol dengan pemilik Lapo.

Pemilik Lapo : Bung......ini Lapo bukan warteg......masa kau tiap kesini

minumnya teh manis melulu......bah......Abang perhatikan

memang sudah lama kau tidak minum tuak......sudah kapok

mabuk kau rupanya.

Leni : Bang......aku ingin memulai suasana baru dalam hidup ini

Jawab Leni dengan serius.

Pemilik Lapo : Suasana apa ?Kau ini ada-ada saja..memang kau jadi apa ?”

Leni : Ya......apa aja......yang penting baik dan halal......tentu saya

memerlukan banyak dukungan......terutama dukungan dari Abang...... “ sambil berkata begitu Leni melirik ke Rusmina yang sedang melayani pelanggan.

Pemilik Lapo : Dukungan macam apa pula......Kau jangan macam-macam ya..

Jangan dikira Abang tidak tahu siapa Kau. “

Leni hanya tersenyum mendengar kata Rusmina.

## Gambar sampai disini ##

BHIMA SAJA

Gambar memperlihat hari telah sore sekitar jam tiga......terlihat ditempat sablon Dody Gambar VI

David : Joe....? “ Ya Bos....tadi siang ketika saya bersama Bram jalan ke

Mangga

Dua, Kita

Gambar memperlihatkan suasana malam dikota Jakarta......dengan kerlapkerlip lampunya......dan ditempat-tempat tertentu semakin malam semakin ramai suasananya contohnya di Jalan Harmoni. Gambar beralih di Loby sebuah tempat hiburan malam / Pub nampak sebuah mobil sedan berhenti ...... Roomboy dengan sigap membukakan pintu depan mobil dan segera orang yang berada dibangku depan turun diikuti dengan tiga orang dari bangku belakang.

Roomboy : “ Selamat malam Bos. “

Bos hanya mengangkat tangan dan tersenyum.

Kemudian mobil diambil alih oleh Valet Parking.

Kemudian gambar memperlihatkan kempat orang tersebut masuk kedalam . Mereka adalah pelanggan Pub dan Pegawai Pub menyapa mereka dengan sopan.

Plot langsung masuk kedalam ruangan utama tempat itu. Suasana diruangan ramai dipenuhi laki-laki dan perempuan yang gemar bersenang-senang. Gambar memperlihatkan disebuah sofa panjang ......terlihat beberapa orang sedang berbincang dengan asyik......tiga orang laki-laki dan perempuan ......dan sesekali beberapa pengedar menghampiri mereka. Ketiga laki-laki tersebut segera berdiri ketika keempat orang yang baru turun dari mobil tadi datang menghampiri mereka. Salah seorang dari mereka memberi isyarat kepada ketiga perempuan untuk pergi dan segera mereka bertiga mempersilahkan keempat orang tersebut untuk duduk tetapi yang duduk hanya dua orang saja sedangkan dua orang lagi berdiri disamping. Kemudian salah seorang dari mereka menyapa : “ Selamat Malam Bos.” Terdengar suara biduan sedang menyanyikan lagu pesanan pengunjung.

Bos : “ Gimana barang-barang sudah pada sampai di tempat

tujuan ? “

Joe : “Beres Bos.....semua berjalan dengan lancar. “

Bos : “ Bagus kalau begitu.”

Bos : “ David....kamu bilang ada yang ingin kamu laporkan.”

melihat orang yang mirip dengan Leni.”

Bos : “ Leni....Leni siapa ? “

Bram : “ Itu Bos....temannya Marwan yang mengambil uang Bos

di tempat Billiar. “

Bos : “ lalu.... mana orangnya ? “

David : “ Itu dia Bos....waktu kami ingin mendekatinya, dia sudah

tidak ada lagi, kami sudah cari kemana-mana tapi tidak

tidak ketemu juga. “ David berbohong karena kalau dia

menyatakan sebenarnya bisa-bisa dia akan dimarahi.

Bos hanya tersenyum sinis tanpa komentar sehingga membuat David khawatir jangan-jangan Bos tahu Dia berbohong. Suasana menjadi hening, hingga kemudian Bos mulai bicara.

Bos : “ OK....perkenalkan ini keponakan saya dari Kampung.

Dia kesini mau mengikuti Kumite....Saya harap kalian

mendukungnya. Dan kamu, Aris coba kamu urus .....

masalah pekerjaan David dan Bram. “

Orang yang dipanggil Aris mengangguk lalu melirik kearah David dan Bram.

Plot sampai disini perlahan gambar memperlihatkan suasana ruangan yang semakin ramai oleh pengunjung.

Gambar VII

Senja sebelum Magrib....terlihat disebuah rumah BTN, Leni sedang duduk di sofa sederhana dengan menyandarkan kepala disandaran sofa. Leni tampak terlihat lelah, Dia baru saja sampai kerumah dan dilehernya masih melingkar handuk kecil. Pikiran Leni melayang pada kejadian tadi siang sewaktu Dia ditabrak oleh mobil...Dia tahu siapa orang yang menabraknya walaupun dua tahun telah berlalu tetapi ia masih ingat dengan wajah orang tersebut. Dua tahun yang lalu ketika Dia masih bersama dengan Marwan Doni hidupnya penuh dengan kegelapan karena nyawa orang hanya dihargai dengan rupiah.

Tiba-tiba Ajeng datang dan berkata : “ Len....kamu sudah sholat Magrib ? ini

sudah waktunya sholat Magrib lho .”

Leni terkejut : “ Eh..Mbak Ajeng,belum Mbak baru saja nyampe.”

Ajeng : “ Oh...gitu trus ada apa sih ? dari tadi Mbak perhatikan

Kamu melamun, tidak seperti biasanya. “

Leni : “ Nggak ada apa-apa kok Mbak, kata Leni berbohong. “

Ajeng : “ Masalah pekerjaan ya ... “

Leni tidak menjawab, perlahan dia beranjak dari sofa menuju belakang di ruang tengah terlihat Angga keponakannya sedang bermain. Matanya berkaca-kaca.

Plot beralih ke Leni yang sudah selesai dengan sholatnya.....

Gambar VIII

suasana sepi karena kegiatan disana dikurangi......mereka hanya menyelesaikan pesanan-pesanan yang lama. Kemudian gambar memperlihatkan Bima sedang mengaduk cat dan Jaka sedang memotong bahan-bahan.

Plot beralih kedepan bengkel Dody ,tampak Leni berdiri tak jauh dari bengkel ia ingin bertemu Dody......tapi tampaknya Leni ragu-ragu untuk melangkah kesana......Akhirnya Leni mencoba menguatkan diri tapi kembali keraguan merasukinya ketika dia berada didepan bengkel.

Bima yang sedang mengaduk cat menghentikan kegiatannya dan berjalan kedepan karena ia melihat seseorang berdiri didepan.

Bima : “ Mau cari siapa Mas ? “ tanya Bima kepada Leni

Leni : “ Eee..nggak Mas..Saya mau tanya ini tempat sablon ya ?”

Bima : “ Betul...kan didepan ada papan namanya Mas. “

Leni : “ Oo...iya Mas....Saya melamun jadi tidak lihat ada papan

nama ini , tapi Saya lihat sepi-sepi saja . “

Bima : “ Oo....itu.... karena sementara ini kita memang tidak

menerima pesanan sablon dulu . “

Leni : “ Begitu ya....tapi saya boleh minta kartu nama....Mas . “

Bima : “ Boleh... tunggu sebentar ya....”

(Bima masuk kedalam dan Leni melihat-lihat keadaan sekitar )

Bima : “ Ini Mas... kartu namanya . “

Leni : “ Terima kasih “ ( seraya mengambil kartu nama tersebut dan segera

membacanya, tertera nama Dody yang membuat perasaan Leni

berkecamuk ).

Leni : “ Mas ....Saya bisa ketemu Pak Dody ? “ tanya Leni

Bima : “ Pak Dody dari pagi pergi dan sampai sekarang belum kembali

juga....sebaiknya Mas kembali kesini besok .”

setelah itu Bima mengalihkan pandangannya kedepan , terlihat olehnya Dody yang sedang kerepotan membawa barang-barang belanjaan .... ada yang dipikul dan ada yang ditenteng, segera Bimo berteriak : “ Itu dia orangnya Mas ! “ seraya menunjuk kearah Dody , Leni reflek mengikuti arah telunjuk Bimo.

Dody berjalan masuk tanpa menghiraukan kedua orang tersebut.

Leni : “ Dody...Dody “ teriak Leni

Dody menoleh kearah suara yang memanggilnya dan ketika matanya melihat Leni , dia tertegun terlihat jelas raut mukanya yang tidak suka dengan apa yang dilihatnya . Leni menjadi salah tingkah . Kemudian Bima masuk kedalam dan Dody segera menghampiri Leni.

Dody : “ Bukankah sudah kubilang Bang Leni... jangan sekali-kali Bang Leni

datang kemari lagi “ , kata Dody kepada Leni dengan nada sinis

dan ketus.

Leni, Lukman dan Marwan adalah pembunuh bayaran dan mereka adalah teman kakak Dody yang meninggal dua tahun yang lalu. Dody menganggap mereka bertigalah yang menjadi penyebab kematian kakaknya tetapiia tidak mempunyai bukti-bukti yang kuat.

Leni : “ Abang hanya ingin....”, belum selesai Leni berkata tiba-tiba

Dody berteriak memanggil Bimo : “Bimo..kamu lagi ngapain didalam.”

Bimo terkejut mendengar teriakkan Dody yang membuat cat yang diaduknya tumpah dan mengenai badan dan mukanya. Bajigur....omel Bimo sambil melangkah keluar . “ Ada apa sih Dod ? “ tanya Bimo . Dody tidak menjawab ia hanya menatap Bimo dengan tajam. Melihat tatapan mata Dody, Bimo tahu bahwa Dody dalam keadaan marah bergegas ia mengambil barang-barang belanjaan Dody untuk dibawa masuk kedalam. Tanpa mempedulikan Leni, Dody segera mengikuti langkah Bimo masuk. Leni tidak dapat berbuat apa-apa , hanya diam terpaku , perasaannya bersalah campur aduk menjadi satu.

Setelah meletakkan barang-barang belanja Bimo segera keluar menghampiri Leni.

Bimo :“ Bang memang ada apa sih ? Kok jadi kacau begini . “

Leni : “ Nggak ada apa-apa....Mas . “

Leni : “ Oh ya, Mas ini temannya Dody.....kan . “ Bimo menggangguk.

Leni : “ Kalau begitu tolong berikan ini kepada Dody .“ ( seraya memberikan

kertas minyak yang bergambar Naga Merah kepada Bimo).

Bimo menerima kertas itu . Setelah memberikan kertas tersebut Leni segera beranjak pergi. Plot sampai disini.

----------------------------

------------------

Gambar IX

Kamera mengarah pada ruangan sablon Dody pada malam hari. Ruangan hanya diterangi bohlam sepuluh watt.....terlihat Dody yang....gambar diambil dari belakang terus kesamping dan berakhir pada wajah Dody....expresi wajahnya yang sedang memikirkan kejadian tadi siang, yang membuatnya teringat kembali peristiwa sedih yang ingin ditutup rapat-rapat.

Dari sebuah ruangan keluar Bima...yang sedari tadi memperhatikan Dody.

Bima duduk disebelah Dody.

Bima : “Dod...kamu ada apa sih..? kalau ada masalah cerita dong siapa tahu

aku bisa bantu... Dan tadi siang siapa orang itu...kulihat dari nada

bicara dan raut mukamu ketika bertemu dengan orang tadi

menunjukkan kamu tidak suka. “

Dody tidak menjawab , ia sibuk dengan pikirannya sendiri seperti tidak ada Bima disampingnya. Melihat Dody yang tidak menjawab pertanyaannya, Bima segera beranjak pergi masuk ke ruangan kembali. Tidak lama kemudian dia keluar sambil membawa gambar yang dititipkan Leni untuk Dody.

Bima : “ Dod....tadi siang orang itu menitip gambar ini... “

( Bima memberikan gambar tersebut kepada Dody)

Dody menerima gambar tersebut.... melihat gambar tersebut Dody tak kuasa menahan kesedihannya teringat kembali peristiwa dua tahun lalu ketika gambar ini dibuat. Kala itu abangnya Marwan bertanya kepadanya mengenai

gambar tersebut.

Marwan : “ Dod...kamu dapat darimana gambar ini ? “

Dody : “ Saya buat sendiri, Bang... “

Marwan : “ Gambar yang bagus, Kamu juga harus mempunyai semangat

seperti di gambar ini...Dod . Abang ingin kamu harus lebih

baik dari Abang. “

Itulah kata-kata dan pertemuan terakhir Dody dengan Abangnya karena setelah itu Marwan tidak pernah ada kabarnya lagi.

Gambar X

Gambar memperlihatkan suasana warung makan pada waktu makan siang. Terlihat pelayan kewalahan melayani para pembeli. Walaupun warung pinggir jalan tetapi pembeli yang datang dari berbagai kalangan dan Leni juga ada disana makan bersama teman-temannya. Tidak jauh dari warung itu terlihat mobil Jeep yang baru diparkir dan tiga orang turun dari mobil menuju ke makan tersebut. Sesampai diwarung mereka langsung menyergap Leni setelah seseorang dari mereka menunjuk kearah Leni dan berkata : “ Ini Bang orang

yng kita cari. “ Suasana diwarung menjadi kacau, orang-orang berteriak dan berhamburan keluar menyelamatkan diri. Pemilik warung yang latah ikut berteriak dan ikut berlari keluar. Leni terkejut dan hanya diam ketika diseret keluar dari warung oleh ketiga orang tersebut. Tetapi tak lama kemudian setelah tersadar dari terkejutnya dia berusaha melawan dan teman-temannya ikut membantu melepaskan Leni dari cengkrama ketiga orang itu. “ Kurang ajar...belum tahu siapa gua ! “ kata salah seorang teman Leni sambil melayangkan pukulan kearah orang yang menyeret Leni tapi belum sempatmengenai sasaran sebuah tendangan mendarat kedadanya yang membuat dia terjatuh menimpa gerobak warung. Sedangkan seorang lagi belum apa-apa sudah dibanting ketempat cuci piring. Leni yang melakukan perlawananpun segera dapat diringkus dan langsung dibawa kedalam mobil. Mobil langsung tancap gas. Orang-orang hanya bengong seperti kena hipnotis.

Hanya pemilik warung yang nyerocos : “ Ala kiye wong tegel temen kampi inyong. Inyong arep dagang apa maning anger kaya . Kiye aku arep njaluk ganti maring sapa kiye. “

Gambar XI

Gambar memperlihatkan suasana gudang tempat penyimpanan barang-barang bekas. Terlihat banyak barang bekas bertumpuk dan dipojok ruangan, Leni duduk dikursi plastik dengan muka legam diwajah dan tubuhnya . Keadaannya sangat payah. Plot beralih pada pintu yang dibuka......kemudian dari luar masuk beberapa yang salah satu diantaranya adalah bos mereka.

David : “ Bos... ini orang yang bernama Reni. “ ( tangannya menunjuk kearah

pojok ruangan, orang yang dipanggil bos melihat kearah yang

ditunjukkan David )

Leni kini sadar bahwa orang-orang yang membawanya kemari adalah orang yang dulu pernah menyewa jasanya dan merekalah yang telah membunuh Marwan sahabatnya. Harapan untuk keluar dari tempat tersebut sangatlah tipis dan dia hanya pasrah ketika sebuah pukulan mendarat ditubuhnya.

Leni : “ Bang..bukankah tugas yang diberikan Abang dulu sudah diselesaikan

oleh Marwan . “

David : “ Apa kamu bilang..dengar baik-baik..Marwan brengsek itu tidak

menyelesaikan apa-apa dan sekarang katakan dimana uang bos saya

kamu sembunyikan atau kamu ingin menyusul Marwan..”

Sambil berkata, David terus melayangkan pukulan-pukulan kearah tubuh Leni yang membuat Leni pingsan. Seember air disiramkan ketubuhnya tak lama kemudian Leni sadar kembali.

Bos : “ David..jangan kamu bunuh Dia sebelum kamu mendapatkan

informasi dimana disembunyikan uang tersebut. “

David : “ Siap Bos...”

Setelah berkata, bos segera pergi dari tempat itu diiringi oleh kedua anak

buahnya. David serta beberapa orang masih tetap disana.

Gambar XII

Disebuah Stadion Gelanggang Olahraga, pagi itu sudah ramai orang berkumpul melihat pertandingan bela diri yang diikuti oleh dua puluh perkumpulan bela diri. Terdengar sorak-sorak penonton memberikan semangat kepada para peserta. Pada babak untuk sepuluh besar baik Jaka, Dody, Bima bisa melewatinya tetapi pada babak selanjutnya hanya Dody yang masuk Final sedangkan Bima yang sebenarnya nilainya imbang dengan lawan terpancing emosinya dan melakukan pelanggaran, membuat nilainya dikurangi dan dia menjadi kalah. Untuk babak Final dilangsungkan tiga hari kemudian, agar para peserta pertandingan dapat memulihkan staminanya setelah dua hari berturut-turut bertanding.

Gambar XIII

Plot memperlihatkan sebuah rumah bergaya Eropa. Beberapa mobil diparkir didepan rumah tersebut dan terlihat dua orang sedang duduk diteras.

Dihalaman belakang diadakan pesta kemenangan Romi yang masuk babak Final pada pertandingan beladiri. Salah seorang dari mereka berteriak : “ Mari kita rayakan kemenangan jagoan kita, Romi .. “ Romi yang sedang duduk disofa berdiri seraya berkata : “ Bergembiralah semua tetapi pesta ini hanya awal karena pesta yang sebenarnya tiga hari, hari dimana saya akan menjadi seorang pemenang. “ Romi adalah lawan Dody di Final nanti.

Rom : “ Paman jangan khawatir..saya yang akan memenangkan pertandingan

nanti.. “ kata Romi kepada Pamannya seraya memperagakan jurus

yang akan digunakan untuk melawan Dody .

Bos : “ Bagus kalau begitu...kamu memang keponakan paman yang bisa

paman banggakan. “ seraya menepuk-nepuk pundak Romi.

Bos : “ Aris... kamu sudah tahu tugasmu nanti ! “

Aris : “ Tahu ... Bos “

Bos : “ Ajak beberapa orang untuk menemani kamu ! “

Aris : “ Iya Bos . “

Kemudian mereka melanjutkan kembali pesta dan larut didalamnya.

Gambar XIV

Plot disebuah Toko Obat Cina sekitar jam tiga sore terlihat ramai.

Ditempat itu Joko dan Bima sedang membeli obat untuk kesehatan badan.

Bima : “ Jadi semuanya berapa Ko ? “

Pemilik Toko : “ Semuanya duapuluh ribu saja. “

Bima mengeluarkan selembar uang duapuluh ribuan dan memberikannya kepada pemilik toko . Setelah membayar obat Bima diikuti Joko keluar dan tak jauh dari tempat tersebut mereka menyetop bajaj. Terjadi tawar menawar harga dan setelah sepakat dengan harganya sopir bajaj segera berjalan sesuai dengan penumpangnya.Tidak berapa lama bajaj berjalan, disebuah jalan sepi tiba-tiba ada dua mobil jeep, yang satu berhenti didepan bajaj membuat sopir bajaj mengerem mendadak , yang satu lagi memepet dari belakang.

Bima : “ Bajigur....ada apa sih ini mobil berhenti seenaknya . “

Jaka : “ Santai aja Bang,bawa bajajnya ...jangan berhenti kayak gini, coba

lihat kepala saya jadi kebentur besi . “ kata Jaka yang ketiduran

dan karena bajaj mengerem mendadak membuat kepalanya

terbentur besi dalam bajaj.

Sopir bajaj : Ngak tau nih...tiba-tiba aja mobil jeep ini berhenti didepan

bajaj buat orang kaget saja. “

Kemudian dua orang keluar dari dalam mobil yang berhenti didepan langsung menuju bajaj.

Orang I : Eh..lu kalau bawa bajaj yang bener ya...apa lu mau gue

balikin nih bajaj. “

Sopir bajaj bingung, kok malah dia yang disalahi bukannya mobil mereka yang membuat dia mengerem mendadak. Bima merasa tidak senang mendengar perkataan itu ingin menjawab tetapi belum sempat menjawab orang tersebut, Jaka sudah mendahuluinya.

Jaka : “ Eeh...santai aja Bang...ada apa nih. “

Orang I : “ Jangan banyak omong Lu..mau jadi jagoan ya. “

Orang II : “ Udah jangan banyak omong ...tarik aja keluar . “

Mereka langsung membuka pintu bajaj dan menarik Bima serta Jaka keluar.

Bima dan Jaka diperlakukan demikian segera melepaskan diri dan melawan.

Perkelahian tidak dapat dihindari. Sopir bajaj ketakutan, dia berlari

bersembunyi dibalik pohon yang ada didekat situ. Walaupun sesekali kena pukulan namun akhirnya Jaka dan Bima dapat mengalahkan kedua orang itu. Dor...dor...terdengar suara tembakan. Rupanya suara tembakan berasal dari orang yang mobilnya dibelakang bajaj. Kemudian orang tersebut berjalan menuju kearah kedua temannya.

Orang III : “ Goblok kalian...urus kayak gini aja tidak becus...badan saja

Yang digedein . “ katanya sambil marah-marah

Kedua orang yang dimarahi hanya meringis kesakitan dan tiba-tiba dia mengarahkan pistolnya kepada Jaka dan Bima .

Orang III : “ eeh...jangan sok jago ya . “ , sambil mengacungkan pistol ke –

arah Jaka dan Bima yang tidak berrkutik sama sekali.

Orang III : “ Kalian bawa salah satu dari mereka ke mobil, cepat ! “

Kedua orang yang disuruh kemudian membawa Bima masuk kedalam mobil yang didepan. Jaka tidak bisa berbuat apa-apa hanya memandangi Bima yang dibawa masuk kedalam mobil.

Orang III : “ Kamu jangan macam-macam ya dan jangan coba-coba lapor

Polisi kalau tidak mau temanmu hamya tinggal nama . “ , kata

Orang itu kepada Jaka

Sebelum pergi orang III memukul perut Jaka yang membuat Jaka tersungkur jatuh di aspal jalan. Jaka tidak mengerti apa maksud orang-orang itu menculik Bima karena mereka bukanlah orang kaya dan dia tidak kenal dengan penculik itu sama sekali. Plot diakhiri dengan kebingungan Jaka.

Gambar XV

Plot gambar...ditempat latihan Dody....yang sedang dilatih oleh Giono. Selain mereka berdua tampak teman-teman Dody yang akan memberikan dukungan pada pertandingan final besok. Waktu menunjukkan jam delapan malam dan terlihat didepan ruangan utama dua orang sedang duduk santai. Giono menghampiri mereka dan bertanya : “ Kalian lihat Bima dan Jaka “ ,

“ Tidak lihat, Mas... “ jawab salah seorang dari mereka. Giono berbalik dan belum sempat dia melangkah sebuah bajaj berhenti didepan halaman. Dari dalam bajaj tampak Bima keluar . “ Kok hanya Jaka kemana Bima ? “ pikir Giono. Setelah membayar bajaj, Bima dengan langkah tertatih-tatih menghampiri Giono yang heran melihat keadaaan Jaka.

Giono : “ Jaka...kamu kenapa ? “

Jaka : “ Mas, Bima diculik ! “ kata Jaka dengan nada cemas dan gugup

Giono : “ Diculik ? diculik gimana maksudnya ? “ , tanya Giono keheranan

Jaka kemudian menceritakan peristiwa yang menimpa mereka berdua dari awal sampai akhir. Dody yang mendengar ribut-ribut didepan segera keluar. Dia melihat orang-orang membicarakan Bima dan dia terlihat heran dengan keadaan Jaka yang babak belur. Dody ingin bertanya kepada Jaka tetapi belum sempat dia berkata Jaka sudah mendahuluinya.

Jaka : “ Dod...Bima diculik ! “

Dody : “ Diculik ? diculik siapa dan mengapa mereka menculik Bima ? “

Jaka : “ Aku tidak tahu siapa mereka dan apa maksud mereka menculik

Bima . Tiba-tiba saja mereka menghadang bajaj kami dijalan, aku

tidak bisa berbuat apa-apa ketika mereka membawa Bima karena

salah seorang dari mereka menodongkan pistolnya kearahku . “

Suasana menjadi tegang...mereka semua tidak mengerti apa tujuan penculik itu hanya Giono yang terlihat berpikir gimana caranya mengatasi masalah ini.

Dody : “ Mas...kita lapor polisi saja dulu ! “ kata Dody kepada Giono

Belum sempat Giono menjawab, tiba-tiba terdengar bunyi telepon dari saku jaket Jaka. Jaka kaget mendengarnya dan ketika Dody ingin mengambil telepon tersebut Jaka melarangnya tetapi Dody tetap mengambil telepon dan terdengar suara diseberang .

Orang ( Penculik ) : Selamat malam bisa bicara dengan Dody..”

Dody : “ Saya Dody. Ada masalah apa dengan teman saya Bima . “ kata Dody

dengan marah

Orang ( Penculik ) : “ Santai saja Dod...tidak perlu marah-marah begitu.

Tidak ada masalah antara kita bertiga tetapi akan

Ada masalah bila dalam pertandingan final besok

kamu menang dan kamu lapor polisi. Ingat ! jika kamu

lapor polisi dan menang dalam pertandingan besok....

aku tidak bertanggung jawab atas keselamatan Bima “

Dan sebelum telepon dimatikan terdengar suara Bima berteriak, Dody hampir

saja membanting telepon karena kesal. Suasana menjadi bertambah tegang.

---------------------------------------

--------------------------


Gambar XVI

Plot berada pada sebuah Stadion Olahraga di Jakarta Selatan dengan suasana yang ramai. Pada hari ini diadakan pertandingan final Kumite. Dody dan lawannya berada dipojok sedang bersiap-siap. Suara gemuruh suporter terdengar memberikan dukungan kepada masing-masing peserta dan akhirnya pertandingan final antara Dody dan lawannya dimulai. Pada satu kesempatan Dody berhasil mendapatkan nilai...pada kesempatan lain Dody kena pukulan lawan sehingga membuat lawan mendapatkan nilai. Sementara itu Giono sebelum pertandingan dimulai telah memerintahkan kepada beberapa anak didiknya untuk selalu waspada dan melihat-lihat suasana sekitar.

Gambar XVII

Sementara itu ditempat lain pada waktu yang sama, Bima disekap disebuah gudang dengan mata ditutupi kain hitam dan tangan diikat kebelakang. Bima berteriak-teriak dan berusaha melepaskan penutup mata dan berhasil. Dengan kepala yang masih terasa pusing, dia melihat keadaan sekitar. Suasana digudang temaram karena cahaya yang didapat hanya dari lampu yang lima watt. Pandangannya dialihkan ke semua sudut ruangan dan tampak disebuah pojok ruangan seseorang yang duduk dikursi dengan tangan diikat kebelakang kursi.Tampaknya orang ini habis dipukuli pikirnya . Banyak bercak-bercak dari dipakaiannya . Bima mencoba melepaskan ikatan pada tangan dan berhasil, kemudian dia berjalan menghampiri orang tersebut. Dan tampaknya dia mengenal orang tersebut.

Bima : “ Bukankah Abang yang waktu itu...yang ditempat sablon...kok bisa

ada disini...dan kenapa Abang babak belur begitu . “

Leni tidak menjawab, malahan dia yang balik bertanya kepada Bima : “ Kenapa kamu bisa berada digudang ini ? “

Bima menceritakan kejadian kenapa ia bisa sampai ditempat tersebut dan ia juga menyarankan untuk segera mencari jalan keluar.

Bima : “ Bang...yang jelas kita harus secepatnya keluar dari sini karena

hari ini adalah hari pertandingan final Dody dan aku tidak mau

terjadi sesuatu padanya . “

Leni : Kalau begitu kamu cepat buka ikatan ini karena saya curiga orang

ini memang sengaja menculik kita agar Dody mengalah pada

pertandingan hari ini . “

Bima segera melepaskan tali yang mengikat tangan Leni dan berkata : “ Tapi gimana kita keluar, Bang ? pintu dikunci dan yang pasti didepan ada orang yang menjaga tempat ini . “ ..... Leni : “ Kamu tenang saja .. aku ada ide agar kita bisa keluar dari sini . “ ... Leni membisikkan suatu rencana pada Bima.

Gambar XVIII

Plot gambar beralih didepan gudang. Terlihat dua orang sedang duduk ngobrol sambil merokok dan minum kopi. Mereka sedang tertawa...dan tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut dari dalam gudang.

Penjaga I : “ Ada apa didalam kok riut-ribut... coba Lu lihat ! “ katanya

kepada temannya

Temannya dengan malas bangkit dari tempatnya menuju kedalam gudang dan membuka pintu gudang. Kemudian ketika ia masuk kedalam gudang, Leni dan Bima yang sedari tadi bersiap di belakang pintu segera memukul penjaga tersebut hingga pingsan. Bima menyeret penjaga itu kepojok ruangan. Sementara itu penjaga yang ada di depan tidak mendengar suara ribut dari dalam gudang. Dia masih saja bersiul menirukan sebuah lagu tetapi setelah menunggu sekian lama temannya tidak datang juga...Ia bergegas bangkit dari kursi yang letaknya membelakangi gudang...ketika ia ingin berbalik sebuah pukulan mendarat dikepalanya membuatnya terduduk kembali. Belum hilang rasa kagetnya sebuah pukulan kembali mendarat dikepalanya membuatnya tidak sadarkan diri. Melihat penjaga tersebut pingsan Leni dan Bima bergegas menuju tangga . Ternyata mereka disekap disebuah ruang bawah tanah sebuah pub.

Plot beralih diruangan atas...suasana pub sedang sepi hanya ada beberapa orang disana sedang berjaga-jaga. Hari itu pub masih tutup jadi hanya pintu samping yang dibuka sedang pintu utama ditutup. Ketika Leni dan Bima tiba disana seseorang dari penjaga itu melihatnya dan berteriak : “ He...mau kemana kalian ! “ , yang teriakannya membuat penjaga-penjaga yang lain segera mengurung Leni dan Bima. Perkelahian tidak dapat dihindari...walaupun Leni dan Bima hanya berdua tetapi mereka tidak kesulitan menghadapi mereka. Apalagi Leni yang mantan pembunuh bayaran dengan mudah merobohkan mereka satu persatu. Bima sedikit ngeri melihat cara Leni melumpuhkan penjaga-penjaga itu . Lima belas menit kemudian, Leni dan Bima sudah berada didepan pub tersebut menyetop taksi dan masuk kedalamnya.

Gamba XIX

Plot langsung menuju Gedung Olahraga tempat pertandingan final Dody. Pada awal pertandingan Dody dapat mengimbangi lawannya dan sesekali dia mendapat nilai tapi pada pertengahan ia mulai kewalahan. Untunglah dia diselamatkan bel tanda pertandingan diistirahatkan sebentar. Pada waktu istirahat itu...Jaka memberitahukan kepadanya bahwa penculik Bima menelpon dan memperingatkan agar Dody mengalah dalam pertandingan tersebut. Dody menjadi serba salah...apabila ia melanjutkan pertandingan tapi jadi bulan-bulanan lawannya maka Perkumpulan Sabuk Kuning jadi taruhannya tetapi apabila ia melanjutkan pertandingan dan melawan maka Bima jadi taruhannya.

Sedangkan Giono gelisah dan panik karena murid-murid yang disebar disekitar arena pertandingan untuk mencari informasi belum juga mendapatkannya. Bel tanda pertandingan dimulai berbunyi, Dody memasuki arena pertandingan dan ketika lawan menyerang ia hanya menangkis dan menghindar tidak melancarkan serangan balasan. Akan tetapi lama kelamaan lawan semakin menyerang dengan bertubi-tubi membuat pertahanannya goyah...hingga sebuah pukulan lawan berhasil menghantam rusuk Dody yang mengakibatkan Dody terhuyung-huyung dan kuda-kuda goyah membuat lutut yang satu menyentuh lantai sedang tangannya menjaga keseimbangan dengan cara meletakkan di matras agar tidak jatuh karena kalau jatuh wasit akan menghitung dan lawan akan menang.

Plot beralih kearah penonton yang semakin gemuruh memberikan dukungan semangat kepada jagoannya masing-masing. Malah ada yang menjadikan event ini untuk taruhan. Di pojok arena nampak empat orang. Mereka tidak terpengaruhi dengan sorak-sorai penonton. Tatapan mereka hanya tertuju ke arena tempat pertandingan Dody berlangsung. Sementara Dody semakin tidak tahu harus berbuat apa.

Jaka : “ Mas Giono kita harus menghentikan pertandingan ini! Saya tidak

tega melihat Dody jadi bulan-bulanan lawan . “ , kata Jaka kepada

Giono denagn panik.

Giono tidak menjawab, dia tahu kepanikan Jaka melihat Dody tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa. Ketika suasana sedang tegang dan gawat dari arah penonton terlihat dua orang menerobos menuju depan...dan kedua orang itu adalah Bima dan Leni. Bima berteriak dengan kencang memanggil Dody.

Bima : “ Dody ! “, teriak Bima yang membuat Dody, Jaka, Giono dan penonton serentak melihat asal suara.

Jaka : “ Bima .... , Dody .... Bima datang ! “

Dody yang hampir putus putus asa .... langsung bersemangat kembali. Pada saat bersamaan sebuah tendangan mengarah ke rusuk Dody dengan sigap Dody menangkap dan langsung menghempaskannya ... lawan kaget dengan perubahan itu dan menjadi emosi .... tapi belum sempat membalas bel berbunyi. Jaka langsung menarik Dody ke pojok arena. “ Dod ... Bima sudah datang. Kamu harus menang ! “ kata Jaka . “ Kamu jangan khawatir Dod ... sekarang kamu konsentrasi saja pada pertandingan ini ! “ kata Bima kepada Dody. Mendengar kata-kata Jaka dan Bima timbul semangat Dody dan bel tanda pertandingan dimulai berbunyi ... pertandingan tinggal dua ronde ... Dody harus menjatuhkan lawannya agar dia menang karena angka lawan jauh diatasnya. Dody sekarang lebih menggunakan taktik dan perhitungan matang agar bisa menjatuhkan lawan. Lawan yang emosi semakin frustasi karena tidak dapat menjatuhkan Dody ... Akhirnya pada ronde terakhir usaha Dody untuk menjatuhkan lawannya berhasil dengan baik. Gemuruh penonton bergema ... teman-teman Dody berlarian masuk ke arena ... mereka merayakan kemenangan dengan mengangkat Dody ke udara berkali-kali. Melihat hasil pertandingan ... keempat orang yang sedari tadi mengawasi saling berpandangan dan secara perlahan berjalan menuju keluar stadion. Jaka, Bima, Leni, Giono larut dalam kegembiraan tetapi Bima dan Leni tetap waspada. “ Bima ... kamu lihat keempat orang tadi ! “ ‘ kata Leni kepada Bima.

“ Yang mana Bang ? “, tanya Bima . “ Itu yang keluar stadion . Apakah mereka yang menculik kamu ? “ tanya Leni . Bima memperhatikan empat orang yang ditunjuk Leni , “ Benar Bang ... mereka yang menculik saya ... saya masih ingat wajah mereka ! “ jawab Bima . Kemudian mereka berdua mengikuti keempat orang tersebut tetapi sebelumnya mereka berdua sudah memberikan kode kepada Jaka dan Giono.

Gambar XX

Gambar memperlihatkan parkiran belakang Stadion ... tampak keempat orang tadi berjalan bergegas ketempat dimana mobil mereka diparkir . “ Sial... “, gerutu salah seorang dari mereka , “ Siapa yang jaga gudang ! “ mereka saling berpandangan . Baru saja mereka mau membuka pintu mobil terdengar teriakan yang berasal dari suara Bima. “ Hei ... “ , mereka menoleh kearah suara itu ... salah seorang dari mereka yang berdiri di dekat mobil memberikan kode untuk meringkus Bima dan Leni. Tiga orang langsung menyerang Bima dan Leni tetapi tidak sampai limabelas menit Bima dan Leni dapat meringkus mereka . Tiga orang tersebut bukanlah tandingan mereka berdua. Tanpa Bima dan Leni sadari moncong pistol sudah mengarah pada mereka. Orang yang di dekat mobil ingin membereskan Bima dan Leni dengan tembakan pistolnya. Pada detik-detik yang gawat itu ... sebuah benda melayang tepat mengenai tangan orang yang memegang pistol. Benda itu adalah dua potong kayu yang disambung dengan tali rantai dan yang melempar

adalah Giono, pistol itu langsung lepas dan jatuh keaspal tapi karena sudah dibidik maka pistol sempat meletus . Dor ... seketika perkelahian antara Bima dan Leni dengan ketiga orang yang berlanjut berhenti ... Apalagi Bima , ia sangat kaget karena ternyata peluru berdesing didekat kepalanya yang membuat beberapa helai rambutnya jatuh. Hampir saja kepalanya berlubang ditembus peluru. “ Sial !! “ gerutu orang itu dan berusaha mengambil pistolnya, tapi belum sempat pistol itu sampai ditangannya sebuah tendangan Giono mengarah ketubuhnya ... dengan kedua tangannya orang tersebut dapat menangkis tendangan tersebut. Walaupun bukan ahli tapi ia bisa beladiri karate ... ya orang tersebut adalah pimpinan ketiga orang tadi. Perkelahian satu lawan satu antara Giono dan orang itu berlangsung sekitar sepuluh menit. Sebuah tendangan bayangan dan sodokan siku, Giono berhasil melumpuhkan orang itu. Sedangkan Bima dan Leni yang sudah lebih dulu membereskan ketiga orang tadi hanya menonton perkelahian itu.

Gambar XXI

Setelah semua dapat diatasi ... Dody muncul dari pintu parkiran stadion dan langsung menghampiri Bima, Leni dan Giono. Polisi sudah datang ketempat itu karena sebelumnya Giono sudah menyuruh muridnya untuk menghubungi polisi. Leni ... Leni begitu melihat Dody menghampiri segera beranjak menjauh.

“ Bang ... Bang Leni “ , teriak Bima memanggil Leni yang sedikit ragu-ragu mendekat kembali. “ Dod ... ini Bang Leni ... yang telah menolong saya sewaktu disekap ditempat penculik itu “ , kata Bima pada Dody. Dody memandangi Leni tapi tidak ada satu katapun keluar dari mulutnya. Sepertinya Dody belum bisa memaafkan Leni atas kejadian yang menimpa kakaknya ... Ucapan terima kasih sangat sulit diucapkan oleh Dody ... suasana menjadi hening.

“ Bang Leni terima kasih atas bantuannya ... kalau tidak ada Abang, tidak tahu apa yang akan terjadi pada Bima “ kata Jaka yang berusaha mencairkan suasana. Tidak berapa lama suasana sudah membaik , terdengar tawa dari mereka ... Polisi mengucapkan pada Giono dan segera memasukkan keempat orang itu kedalam mobil. Leni memandangi keempat orang tersebut, dia tahu siapa sebenarnya mereka karena mereka dulunya selalu menyewa Leni dan teman-temannya. Mereka adalah bandar judi, bandar narkoba dan mafia . Tapi mereka semua tidak menyadari ... ada seseorang yang memperhatikan dari sebuah mobil sedan hitam tak jauh dari tempat kejadian. Ketika semua bubar orang itupun segera menutup kaca mobilnya dan pergi. Plot gambar berakhir memperlihatkan mobil sedan hitam pergi.

Ikuti kisah selanjutnya 9 Naga III “ Sebuah Penentuan “

Laman

natural

apakah cukup menarik??